PLUZ.ID, MAKASSAR – Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Provinsi Sulsel melakukan aksi peduli nyata membantu dokter serta tenaga kesehatan melawan pandemik Covid-19 yang saat ini sedang meningkat dengan menyerahkan bantuan kepada PMI Kota Makassar dan IDI Kota Makassar.
“Bantuan kepedulian ini bentuk tanggung jawab (Corporate Social Responsibility/CSR) perbankan yang tergabung dalam BMPD,” ujar Andi Hudli Huduri, Wakil Ketua Bidang Kepedulian Sosial BMPD Sulsel yang menyerahkan secara simbolis bantuan ini, kepada Ketua PMI Kota Makassar Syamsu Rizal dan Humas IDI Kota Makassar dr Wachyudi Muchsin SH MKes.
Bantuah ini untuk digunakan dokter dan tenaga kesehatan, berupa Alat Pelindung Diri (APD), masker medis, handscoon serta bantuan lain dengan mendorong donor darah.
Bantuan tersebut baru tahap awal melihat kebutuhan untuk dukungan nyata BMPD kepada dokter serta tenaga kesehatan di garda terdepan melawan Covid-19.
Penyerahan bantuan juga dirangkaikan doa bersama agar Indonesia segera bebas pandemik Covid-19.
Humas IDI Kota Makassar, Dr Wachyudi Muchsin SH MKes, mengucapkan banyak terima kasih atas kepedulian BMPD Sulsel mendukung dokter serta tenaga kesehatan kepedulian BMPD sejak awal Covid-19 tahun lalu hingga saat ini terbukti nyata banyak membantu dokter serta tenaga kesehatan, khususnya saat ini banyak yang terpapar Covid-19. Data tersebut juga bisa diakses melalui laman covid19.go.id yang diperbaharui setiap sore.
Meningkat warga yang terpapar Covid-19 di Sulsel dan Indonesia, membuat Dokter Yudi mengajak kerelaan seluruh penyintas Covid-19 untuk mendonorkan darah plasma konvalesen di PMI atau rumah sakit yang memiliki fasilitas donor plasma konvalesen.
Dokter Yudi sendiri sudah terpapar Covid-19 dua kali, pertama Juni 2020 tanpa gejala dan Februari 2021 dengan gejala berat masuk hingga harus masuk ICU Covid-19 yang pada akhirnya membaik dengan terapi donor plasma konvalesen.
“Plasma konvalesen adalah plasma yang diambil dari pasien yang telah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Plasma adalah bagian dari darah yang mengandung antibodi. Pasien yang telah sembuh dari Covid-19 diharapkan telah memiliki antibodi sebagai perlawanan sistem imun terhadap virus SARS-CoV-2. Terapi plasma konvalesen merupakan terapi yang dilakukan dengan mendonorkan plasma orang yang telah sembuh dari Covid-19 kepada pasien yang masih terinfeksi,” ujarnya.
Dokter Yudi yang juga Kabag Humas dan Kerja Sama UIM, menjelaskan, hal ini dilakukan dengan harapan akan membantu antibodi pada tubuh pasien yang masih sakit. Sehingga terapi ini mampu mencegah penyakit berkembang lebih parah dan mempercepat waktu penyembuhan.
Sementara, bagi calon pendonor plasma harus melakukan screening lanjutan di PMI atau rumah sakit yang memiliki fasilitas donor plasma konvalesen. Ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan plasma darah yang sesuai dengan kebutuhan, jika cocok penyintas bisa mendonor.
“Bagi penyintas Covid-19 yang ingin mendonorkan syaratnya pernah terkonfirmasi positif Covid-19 melalui hasil swab RT-PCR dan/atau swab antigen, telah bebas gejala Covid-19 (demam, batuk, sesak napas, diare) sekurang-kurangnya 14 hari, usia 18-60 tahun, perempuan yang belum pernah hamil, berat badan minimal 55 Kilogram, tidak menerima transfusi plasma selama enam bulan terakhir,” katanya.
Ajakan Dokter Yudi ini, sejalan dengan harapan Ketua Umum PMI, HM Jusuf Kalla, untuk mengajak seluruh pasien sembuh atau penyintas Covid-19 untuk mendonorkan plasma konvalesen.
JK menyampaikan ada tiga ribu permintaan kantor plasma dari pasien Covid-19 di seluruh Indonesia yang belum terpenuhi saat ini akibat kasus Covid-19 meningkat tajam di Indonesia. (***)