Literasi Digital Sulawesi 2021
PLUZ.ID, GORONTALO UTARA – Rangkaian Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual di Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Senin (29/11/2021).
Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah ‘Promosi Digital Agar Daerah Wisata Terkenal’.
Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing, yakni Digital Marketing Expert Fianda Julyantoro, Stand-Up Komedi & Kreator Konten Ovil Putra, Jurnalis Eko Pamuji, serta Lecturer & Youth Education Observer Ninuk Williani. Sedangkan moderator yaitu Septi Wulandari selaku jurnalis.
Kegiatan webinar kali ini diikuti 391 peserta dari berbagai kalangan usia maupun profesi. Rangkaian Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Acara dimulai dengan video sambutan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa.
Beralih ke sesi pemaparan, materi pertama dibawakan Fianda Julyantoro yang menyampaikan tema ‘Pentingnya Digital Skill di Masa Pandemi’.
Menurutnya, keterampilan yang perlu dimiliki di era digital, antara lain cara pengoperasian gawai, perangkat lunak, koneksi internet, mesin pencari, media sosial dan aplikasi percakapan, serta pembayaran digital dan lokapasar.
Terkait kemajuan pariwisata di suatu daerah, dengan teknologi digital kita bisa membuat laman khusus, akun di media sosial, mempublikasikan foto-foto, konten kreatif, pemanfaatan aplikasi YouTube & Tiktok, serta aplikasi Google Bisnisku.
“Gunakan media sosial terutama Facebook dan Instagram untuk membangun customer engagement, kesadaran, dan loyalitas pengunjung desa wisata,” sarannya.
Selanjutnya, Ovil Putra menyampaikan paparan berjudul ‘Peran E-Market dalam. Mendukung Produk Lokal’.
Ia mengatakan, e-pasar atau e-market merupakan bentuk strategi pemasaran produk dengan media platform yang berbasis internet.
Keunggulannya antara lain ruang lingkup tak terbatas, lapak dapat berupa platform media sosial, transaksi menggunakan uang elektronik, dan kemudahan melakukan promosi.
“Respon akan perubahan era digital dikembalikan ke pribadi masing-masing, apakah ikut berkontribusi atau hanya menjadi penonton,” tuturnya.
Pemateri ketiga, Eko Pamuji, memaparkan materi bertema ‘Budayaku Kepribadianku’.
Menurutnya, budaya digital merupakan kebiasaan baru masyarakat atas hasil pikir, kreasi, dan cipta karyanya berbasis teknologi internet. Contohnya, penggunaan media sosial, belanja daring, hingga webinar untuk berbagi pengetahuan. Dalam berinteraksi di dunia maya, warganet perlu menyadari untuk menjaga keberagaman budaya di Tanah Air.
“Promosikan budaya Indonesia ke mancanegara untuk menegaskan bahwa budaya tersebut berasal dari Indonesia, bukan negara lain,” imbuhnya.
Adapun Ninuk Williani, sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan berjudul ‘Perlindungan Hak Cipta di Ranah Digital’.
Ia mengatakan, pencipta suatu karya akan memiliki hak cipta berupa hak moral dan hak ekonomi. Sedangkan pemegang hak cipta hanya memiliki hak ekonomi dari suatu karya ciptaan. Beberapa contoh bentuk pelanggaran hak cipta di dunia maya, diantaranya mengunggah foto tanpa menyebut nama pemilik foto dan menyebarluaskan karya buku atau film di platform digital secara gratis padahal karya tersebut masuk dalam kategori berbayar.
“Pelanggaran hak cipta akan diproses secara hukum jika orang yang merasa dirugikan dan melaporkan karena penggunaan hasil karyanya tanpa izin,” jelasnya.
Setelah pemaparan seluruh materi, webinar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Septi Wulandari. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi sepuluh penanya terpilih.
Salah seorang peserta, Mikaila, bertanya tentang perubahan budaya digital di tengah perkembangan teknologi.
Menanggapi hal tersebut, Eko Pamuji bilang, perubahan budaya terus mengalami perkembangan dan bergerak maju selama masih ada manusia, misalnya mulai dari revolusi industri hingga sekarang adanya teknologi internet. Tentu, ke depan akan terus berkembang selama manusia mampu menemukan perkembangan ilmu pengetahuan.
Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.
Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (***)