search
  • facebook
  • twitter
  • instagram

AJI, IJTI, PFI, dan PJI Sulsel Buka Puasa Bersama dengan Anak Yatim

doelbeckz - Pluz.id Minggu, 09 April 2023 19:00
BERBAGI. Ketua PJI Sulsel Syafril Rahmat, Ketua AJI Makssar Didit Hariyadi, dan lainnya berbagi dengan anak yatim yang hadir pada buka puasa bersama di Red Corner Cafe Makassar, Minggu (9/4/2023). foto: istimewa
BERBAGI. Ketua PJI Sulsel Syafril Rahmat, Ketua AJI Makssar Didit Hariyadi, dan lainnya berbagi dengan anak yatim yang hadir pada buka puasa bersama di Red Corner Cafe Makassar, Minggu (9/4/2023). foto: istimewa

PLUZ.ID, MAKASSAR – Empat organisasi profesi jurnlalis di Sulsel menggelar acara buka puasa bersama puluhan anak panti asuhan di Red Corner Cafe Makassar, Minggu (9/4/2023).

Empat organisasi profesi jurnalis masing-masing Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Pewarta Foto Indonesia (PFI) Makassar, dan Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel.

Kegiatan buka puasa bersama yang diinisiasi empat organisasi tersebut, dalam rangka mempererat tali silaturahim antar sesama profesi jurnalis, sekaligus jadi ajang perlombaan berbuat kebaikan di bulan suci Ramadan 1444 H/2023 M.

Dalam momentum ini, empat organisasi profesi jurnalis juga menyatukan visi dalam merawat kemerdekaan pers dengan menolak segala bentuk upaya diskriminasi terhadap peran pers.

Empat organisasi tersebut, juga berkomitmen untuk tetap mengawal sejumlah kasus kekerasan pers yang hingga kini measih mengendap alias jalan di tempat.

Ketua AJI Makssar, Didit Hariyadi, berharap, buka puasa ini dapat memperkuat solidaritas jurnalis dan lembaga profesi di tengah ancaman diskriminasi.

Didit mencontohkan, salah satu kasus kekerasan jurnalis yang saat masih menjadi sorotan karena dianggap belum tuntas, yakni insiden pemukulan jurnalis LKBN Antara, Darwin Fathir, saat liputan penolakan Omnibus Law di depan kantor DPRD Sulsel tahun 2019, silam.

“Di rezim sekarang perlu kita bersolidaritas karena banyaknya kasus kekerasan yang kerap menimpa teman-teman jurnalis. Impunitas mandeknya kasus kekerasan terhadap jurnalis menjadi preseden buruk di Sulsel, para pelakunya tidak pernah disidangkan. Bahkan polisi sebagai pelaku tidak pernah diproses secara pidana. Ada empat polisi tersangkanya tapi tidak ditahan dan kasusnya mandek. Oleh karena itu penting adanya reformasi Polri dengan banyaknya kasus yang menimpa institusi cokelat ini,” kata Didit yang juga Jurnalis Tempo ini.

Sejalan dengan AJI Makassar, Ketua PJI Sulsel, Syafril Rahmat, memandang proses hukum terhadap pelaku kekerasan pers selama ini terkesan lamban, terlebih jika melibatkan oknum aparat.

“Berbanding terbalik jika yang dilaporkan itu rekan-rekan pers. Contoh dalam kasus dugaan pelanggaran ITE. Jadi terkesan ada diskriminasi alias tebang pilih bila mana pelaku kekerasan itu dari oknum aparat,” tegas Ariel, sapan akrab Ketua PJI Sulsel.

Sementara, Ketua IJTI Sulselbar, Andi Muhammad Sardi, menambahkan, buka puasa empat organisasi jurnalis ini merupakan kali pertama terjadi sejak empat organisasi ini eksis di Sulsel.

“Ini kali pertama empat organisasi jurnalis berkumpul bersama. Kami harap hubungan yang baik ini tetap berjalan ke depan,” kata Idho, sapaan akrabnya.

Idho juga berharap, empat organisasi ini solid, khususnya dalam hal advokasi kasus-kasus kekerasan jurnalis. (***)

Artikel Terkait



Berita Terkini Lainnya


To top