search
  • facebook
  • twitter
  • instagram

Nasdem Klaim 2 Kursi DPR RI Dapil Sulsel 1

doelbeckz - Pluz.id Minggu, 18 Februari 2024 22:48
BERI KETERANGAN. Direktur I Komisi Saksi Nasional (KSN) Nasdem Wilayah Sulsel, Mario David (tengah), memberikan keterangan dalam jumpa pers yang digelar di Kantor DPD Nasdem Makassar, Jl AP Pettarani, Minggu (18/2/2024). foto: doelbeckz/pluz.id
BERI KETERANGAN. Direktur I Komisi Saksi Nasional (KSN) Nasdem Wilayah Sulsel, Mario David (tengah), memberikan keterangan dalam jumpa pers yang digelar di Kantor DPD Nasdem Makassar, Jl AP Pettarani, Minggu (18/2/2024). foto: doelbeckz/pluz.id

PLUZ.ID, MAKASSAR – Partai Nasdem optimistis bisa mendapat dua kursi di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel 1 DPR RI di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 ini.

Direktur I Komisi Saksi Nasional (KSN) Nasdem Wilayah Sulsel, Mario David, mengungkap, bila data yang dihimpun Partai Nasdem untuk Pileg DPR RI pada Dapil I Sulsel, telah menunjukkan angka yang cukup menggembirakan.

Berdasarkan data dari foto C1 plano dari tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ada di Dapil 1 Sulsel, Nasdem telah meraup sekitar total suara sekitar 304 ribu, dari total 89,5 persen data yang masuk.

“Klaim kami untuk DPR RI Dapil I kami sudah dapat 2 kursi,” tegasnya.

Mario menyebut, mantan Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi dan Ketua DPRD Kota Makassar Rudianto Lallo berpeluang mendapat kursi di Dapil Sulsel 1 DPR RI.

“Ada dua tokoh caleg suara tertinggi, yakni Fatma dan Rudianto Lallo. Oleh karenanya kami mohon masyarakat juga mengawal perhitungan,” kata Mario dalam jumpa pers yang digelar di Kantor DPD Nasdem Makassar, Jl AP Pettarani, Minggu (18/2/2024).

“Insya Allah, kalau di DPR RI, kita kancing dua. Ini hanya perbandingan yang kami lakukan,” lanjut Mario yang juga merupakan Anggota DPRD Makassar sekaligus Caleg Nasdem Sulsel 2 ini.

Dapil Sulsel 1, meliputi Kepulauan Selayar, Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Gowa, dan Makassar. Di dapil ini ada delapan kursi yang diperebutkan.

Pada kesemempatan ini, Mario menegaskan, Partai Nasdem berharap, tak ada operasi jahat yang dilakukan orang-orang yang tak bertanggung jawab, dalam penghitungan dan rekapitulasi suara di Pileg 2024.

Ia menyampaikan, beberapa hal yang dianggap menjadi polemik di tengah masyarakat pascahari pencoblosan Pemilu 2024.

Pertama, perihal pergerakan real count yang tercantum pada situs resmi KPU, yakni pemilu2024.kpu.go.id.

Mario mengatakan, banyak masyarakat yang melaporkan pergerakan data real count KPU yang dinilai janggal.

“Sejak kemarin malam, sekitar jam 7 sampai 8 malam, ada penurunan suara yang tercantum pada caleg Partai Nasdem, khususnya di Dapil 1 DPR RI,” beber Mario.

Ia menunjukkan laporan dari masyarakat, yang telah melakukan tangkapan layar (screenshot) data real count KPU.

“Dalam laporan itu ada penurunan angka yang cukup signifikan yakni hingga 1.000 suara per caleg,” ungkap Mario.

Ia sempat merinci beberapa caleg DPR RI Dapil 1 Sulsel yang mengalami penurunan suara. Seperti suara Fatmawati Rusdi yang pada pukul 19.00 WITA (17/2/2024) yang tadi berada di kisaran angka 38 ribu, turun menjadi 37 ribu.

Begitu juga yang dialami Rudianto Lallo. Yang tadinya tercatat berada di angka 35 ribu suara, turun menjadi 33 ribu suara.

“Dan semua caleg mengalami penurunan suara itu. Seribu suara per jam,” katanya.

Namun, setelah pihaknya melakukan konfirmasi langsung ke KPU, mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat, Mario mengaku sedikit agak tenang.

“Karena setelah kami konfirmasi (KPU), katanya terjadi teknikal error. Dan kalau benar ini cuma teknikal error, kami sangat memaklumi,” ucapnya.

Kendati demikian, ia berharap, kejadian ini murni merupakan teknikal error. Bukan, lanjut Mario, merupakan human error atau bahkan kesalahan yang disengaja.

“Kita berharap, kompetisi ini tetap sehat. Jangan ada pihak yang ingin mencoba menekan KPU atau operasi apapun. Kita tidak mencurigai, tapi kita berharap suara-suara kami tetap terjaga,” jelas Mario.

Pihaknya pun menyadari, bila data real count yang ditampilkan pada situs resmi KPU bukanlah rujukan utama untuk penentuan hasil rekapitulasi suara. Melainkan, lanjut Mario, yang tetap dijadikan rujukan utama adalah hasil rekapitulasi berjenjang yang dilakukan penyelenggara Pemilu.

“Tapi kita tidak bisa pungkiri bahwa data real count tersebut merupakan jendela informasi untuk masyarakat mengawal proses Pemilu, sebagai bagian dari pertanggungjawaban yang akuntabel dari KPU,” katanya. (***)

Artikel Terkait



Berita Terkini Lainnya


To top