search
  • facebook
  • twitter
  • instagram

Anggrek Mamasa Menatap Dunia, Pj Gubernur Sulbar Bersama Komunitas Dorong Konservasi Skala Besar

doelbeckz - Pluz.id Senin, 15 Juli 2024 19:50
Bahtiar Baharuddin. foto: istimewa
Bahtiar Baharuddin. foto: istimewa

PLUZ.ID, MAMASA – Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulbar diteguhkan sebagai Kawasan Anggrek di Indonesia.

Hal tersebut wajar, sebab Kabupaten Mamasa memiliki 400 jenis anggrek dan setiap saat melahirkan varietes baru.

Di daerah yang memiliki ketinggian 2000 kaki dari permukaan laut tersebut, anggrek dapat hidup di mana pun. Bahkan, hutan hutan dipenuhi anggrek.Termasuk terdapat jenis anggrek yang tidak ditemui di negara lain, yakni anggrek Trichosoa. Trichotosia Andreas memiliki bulu-bulu halus berwarna putih dan hijau sepanjang batangnya.

Bahkan, kehadiran anggrek di Mamasa memaksa sejumlah pemuda membentuk berbagai komunitas anggrek.

Melihat fenomena tersebut Penjabat (Pj) Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamasa dan masyarakat agar menjadilkan anggrek sebagai komoditas unggulan.

“Harus skala industri dan besar. Jangan sekedar melakukan penangkaran saja. Harus skala industri agar dunia menatap Mamasa ” jelas Bahtiar saat melauncing Gerakan Konservasi Anggrek Mamasa, Desa Toddongbakaru, Kecamatan Mamasa, Senin (15/7/2024).

Pada saat melaunching gerakan konservasi anggrek, ikut pula hadir sejumlah komunitas pemuda yang selama ini hobi merawat anggrek di Mamasa. Mereka memperlihatkan kepada Pj Gubernur Sulbar ratusan jenis tanaman anggrek yang dipelihara di penangkaran anggrek tersebut. Diantaranya jenis anggrek Phalaenopsis, anggrek Vanda, jenis Araceae, dan Jenis tanaman Hoya. Para petani anggrek ini selama ini meraup keuntungan seratusan juta setiap tahun.

Kepada komunitas tersebut, Bahtiar menyampaikan, jangan sekedar hobi saja, tetapi bagaimana caranya agar terbentuk sistem dalam skala bisnis atau industri. Maka dari itu pihaknya harus melibatkan pihak perbankan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Saya sudah kontak OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Minta bantuan perbankan. Tidak akan bisa berkembang kalau selalu berharap bantuan dan uluran tangan. Harus skala usaha dan bisnis,” ujarnya.

Sementara, Andreas dari Komunitas Anggrek Mamasa menyambut gembira, sebab Bahtiar membukakan jalan bagi mereka untuk menjadikan anggrek sebagai komoditas bisnis di Mamasa melalui Gerakan Konservasi Anggrek Mamasa.

Menurutnya, pikiran mereka akhirnya terbuka setelah diarahkan Pj Gubernur Sulbar.

“Mewakili teman-teman saya mengucapkan terima kasih kepada Pj Gubernur, karena benar-benar konsen pada pengembangan tanaman hias sebagai produk hortikultura yang selama ini kami kembangkan sejak tahun 2017,” ungkapnya.

Andreas menambahkan, dirinya bersama komunitasnya bangga, sebab telah disupport Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar.

“Kami benar benar bangga sebab baru kali ini mendapat support dan program yang bisa mendorong kami untuk naik level sehingga kami bisa memproduksi lebih banyak anggrek. Karena terus terang selama ini dengan cara homogen, tidak terfokus, sehingga kata Pak Gubernur sangat sedikit,” katanya.

Ke.depannya, lanjut Andreas, atas support Pj Gubernur Sulbar pihaknya akan mengembangkan anggrek secara kontinyu, penuh perhitungan, sehingga meningkatkan nilai pendapatan bagi mereka dan tentunya untuk Mamasa. (***)

Artikel Terkait



Berita Terkini Lainnya


To top