search
  • facebook
  • twitter
  • instagram

Nasaruddin Umar Minta Anak Jangan Dilarang ketika di Masjid

doelbeckz - Pluz.id Selasa, 10 Desember 2024 13:17
PENGARAHAN. Menag, Nasaruddin Umar, memberikan pengarahan pada penutupan Training of Trainer (ToT) Pengelola Masjid dan Rohis Madrasah, di Ruang Pertemuan Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (9/12/2024). foto: istimewa
PENGARAHAN. Menag, Nasaruddin Umar, memberikan pengarahan pada penutupan Training of Trainer (ToT) Pengelola Masjid dan Rohis Madrasah, di Ruang Pertemuan Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (9/12/2024). foto: istimewa

PLUZ.ID, JAKARTA – Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyampaikan, masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah. Lebih dari itu, masjid bisa berperan sebagai bengkel rohani bagi anak-anak.

“Masjid itu bengkel, service, rohani bagi anak-anak. Anak-anak jangan ditakuti, apalagi dilarang ketika berada di masjid,” kata Nasaruddi Umar pada penutupan Training of Trainer (ToT) Pengelola Masjid dan Rohis Madrasah, di Ruang Pertemuan Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (9/12/2024).

“Ubahlah paradigma kita terhadap masjid. Masjid itu bengkel rohani bagi anak. Tempat untuk mengumpulkan orang atau masyarakat. Ketika ada anak-anak, jangan takut masjid itu kotor. Ketika masjid dikelola dengan baik, pasti akan selalu bersih,” sambung Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta ini.

Nasaruddin menjelaskan, di masa Rasulullah, ada sahabat yang kencing di samping masjid. Rasulullah tidak memarahinya, tapi menimbunnya dengan pasir. Bahkan, pada masa itu juga, masjid menjadi tempat latihan beladiri Nabi.

“Masjid bisa juga dijadikan sebagai tempat latihan keterampilan. Tukang kayu, tukang besi, dan lain-lain, pelatihannya di masjid. Setiap kelas ada 20 orang. Masjid menjadi pusat aktivitas umat,” katanya.

Pada masa Abu Khurairah, kata Menag, masjid menjadi tempat mengelola zakat, infak, sedekah, ghanimah atau harta rampasan, hibah, wasiat, barang hilang, dan lain-lain. Ada juga DAM, kafarat, aqiqah, walimah, semua dilakukan di masjid.

“Semua diatur di masjid. Masjid itu tempat memberdayakan masyarakat. Dengan begitu, dalam tempo 3 tahun, umat Islam minoritas menjadi mayoritas di Madinah,” jelas tokoh agama asal Sulsel ini.

Dari hal itu, Nasaruddin mengajak seluruh peserta ToT untuk menjadikan Masjid sebagai sarana mengembangkan masyarakat. Masjid sebagai bengkel memberdayakan masyarakat.

“Mari kita memberikan wawasan lain tentang Masjid. Jadikan masjid untuk memberdayakan ummat. Dan, kepada anak-anakku sekalian, besar dan besarkanlah masjid. Bernaung lah didalam masjid untuk menggapai masa depan yang lebih baik,” tegas Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, Sulsel ini.

Tampak hadir, Dirjen Pendis, Abu Rokhmad, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Sidik Sisdiyanto, dan staf khusus Menteri Agama. (***)

Artikel Terkait



Berita Terkini Lainnya


To top