search
  • facebook
  • twitter
  • instagram

Wamen P2MI Sebut Sejumlah Negara Nyaman dengan Pekerja Migran Indonesia

Ngopi Bareng Jurnalis Makassar
doelbeckz - Pluz.id Rabu, 09 April 2025 21:02
NGOPI. Wakil Menteri P2MI, Dzulfikar Ahmad Tawalla, ngopi dengan puluhan jurnalis Makassar di salah satu cafe di Jl Hertasning, Kota Makassar, Rabu (9/4/2025). foto: doelbeckz/pluz.id
NGOPI. Wakil Menteri P2MI, Dzulfikar Ahmad Tawalla, ngopi dengan puluhan jurnalis Makassar di salah satu cafe di Jl Hertasning, Kota Makassar, Rabu (9/4/2025). foto: doelbeckz/pluz.id

PLUZ.ID, MAKASSAR – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI/BP2MI), Dzulfikar Ahmad Tawalla, dalam kunjungan kerjanya ke Sulsel menyempatkan ngopi dengan puluhan jurnalis Makassar di salah satu cafe di Jl Hertasning, Kota Makassar, Rabu (9/4/2025).

Pada kesempatan ini, Dzulfikar sharing bersama dengan para jurnalis. Termasuk, menjelaskan program pelindungan bagi para pekerja migran Indonesia.

Dzulfikar mengungkapkan, sejumlah negara merasa nyaman dengan pekerja asal Indonesia.

Dzulfikar menyebut, salah satu negara yang merasa senang dengan pekerja migran Indonesia adalah Jerman.

Dzulfikar mengetahui hal ini setelah berbincang dengan perwakilan Duta Besar (Dubes) Jerman untuk Indonesia.

Pelayanan pekerja asal Indonesia disebut sangat memuaskan, khususnya tenaga kesehatan.

“Saya pernah sampaikan kepada perwakilan Dubes Jerman, kenapa Anda nyaman dengan pekerja kami? Mereka bilang orang-orang Jerman puas kalau dirawat perawat Indonesia, hospitality-nya luar biasa,” ujar Dzulfikar Tawalla saat ditemui di Kota Makassar, Rabu (9/4/2025).

“Mereka merasa dimanusiakan, makanya mereka cari pekerja dari Indonesia,” imbuh Dzulfikar Tawalla.

Tidak hanya negara di Eropa, Dzulfikar menyebut, beberapa negara di Asia juga senang mempekerjakan warga Indonesia.

Pemuda asal Gowa, Sulsel ini, menyebut, etos kerja warga Indonesia di luar negeri dinilai sangat baik dibanding pekerja migran negara lain.

“Begitu juga WNI (Warga Negara Indonesia) kita Arab. Asisten Rumah Tangga (ART) kita di sana itu disenangi. Sebagai perbandikan, kalau ART dari negara lain biasanya tidak mau disuruh ke pasar, karena alasannya tidak ada dalam kontrak. Beda dengan kita,” tuturnya.

Soal permintaan pekerja Indonesia ke luar negeri, Dzulfikar menyebut, untuk tahun ini pemerintah siap mengirim 400 sampai 600 ribu pekerja migran.

Jumlah itu terbilang sedikit dibanding permintaan negara tujuan sebanyak 1,6 juta pekerja.

Pemerintah memperketat pengiriman pekerja migran dengan memperhatikan aspek keselamatan dan kualitas pekerja.

“Tahun 2025 ada 1,6 juta permintaan, tapi kita bisanya 450 cuma 600 ribu. Kendalanya kita adalah bahasa, negara yang bekerja sama mengharuskan bisa berbahasa setempat. Kalau Arab Saudi, harus bisa bahasa Inggris,” jelasnya.

Dzulfikar menandaskan, perlindungan pekerja imigran adalah prioritas.

Ia menyebut, perlindungan wajib dilakukan terhadap pekerja yang dikirim pemerintah.

Bahkan, pekerja imigran ilegal juga wajib dilindungi jika mendapat perlakuan tidak manusiawi di negara tempatnya bekerja.

“Mau dia ilegal atau resmi, kita tetap harus urus karena itu doktrin kebangsaan kita melindungi segenap bangsa Indonesia,” tandas Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah ini. (***)

Artikel Terkait



Berita Terkini Lainnya


To top