search
  • facebook
  • twitter
  • instagram

Wali Kota Makasssr Minta Dispar Gagas Event Spektakuler Melibatkan Masyarakat Kecil

doelbeckz - Pluz.id Senin, 05 Mei 2025 18:55
MONITORING. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, memimpin Monitoring dan Evaluasi Dinas Pariwisata Kota Makassar di Kantor Balai Kota Makassar, Senin (5/5/2025). foto: istimewa
MONITORING. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, memimpin Monitoring dan Evaluasi Dinas Pariwisata Kota Makassar di Kantor Balai Kota Makassar, Senin (5/5/2025). foto: istimewa

PLUZ.ID, MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menekankan pentingnya setiap program pemerintah memiliki dampak langsung yang terukur kepada masyarakat, bukan sekadar kegiatan spektakuler tanpa nilai.

Munafri menyatakan, wajah Kota Makassar harus tercermin dari kebijakan dan pembangunan yang menyentuh kebutuhan masyarakat secara nyata.

“Saya tidak ingin hanya melihat program yang mengesankan dari luar, tetapi harus jelas dampaknya kepada masyarakat. Harus bisa diukur efek terhadap ekonomi,” tegas Appi, sapaan akrab Munafri Arifuddin, saat Monitoring dan Evaluasi Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Makassar di Kantor Balai Kota Makassar, Senin (5/5/2025).

Mantan Bos PSM Makassar ini, menyoroti pentingnya dukungan terhadap inisiatif masyarakat dan menolak pendekatan yang terlalu berorientasi pada seremoni.

“Pemerintah bukan event organizer. Kalau masyarakat punya ide dan ingin berbuat, biarkan mereka berkreasi. Tugas kita mendukung, bukan mengambil alih,” ujarnya.

Terkait pengelolaan kawasan wisata, seperti Anjungan Pantai Losari, Appi menyampaikan kekecewaannya atas minimnya nilai tambah yang dirasakan pengunjung.

“Losari ini jantung kota. Semua orang datang ke Makassar pasti ke Losari. Tapi apa yang mereka temui? Penjual kaus kaki tiga sepuluh ribu? Bukan itu yang kita harapkan,” katanya.

Ia menginginkan konsep besar yang bisa memberikan pengalaman khas dan menjadi cerminan kota. Apalagi, nama ikon Pantai Losari sudah terkenal dimana-mana, sehingga butuh pembenahan.

Wali Kota juga menekankan, perencanaan anggaran harus disertai dengan skema pemeliharaan jangka panjang.

Appi mencontohkan, keberadaan Kapal Pinisi sebagai daya tarik wisata, namun mempertanyakan kesiapan pembiayaan perawatannya.

“Kalau tidak mampu, bicarakan. Kita bisa alihkan ke dinas lain agar tetap bisa berjalan,” ujarnya.

Dalam konteks manajemen pemerintahan, ia mengajak seluruh perangkat daerah untuk menanggalkan ego sektoral.

Keberhasilan satu dinas adalah keberhasilan pemerintah kota. Begitu pula sebaliknya. Ia meminta jangan bangun ego sektoral, harus saling mendukung.

Ia menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor agar program yang dijalankan tidak berjalan sendiri-sendiri dan bisa saling memperkuat.

“Kita bukan institusi otonom yang bisa bekerja sendiri. Harus sesuai norma, kaidah, dan peraturan,” tuturnya.

Terakhir, wali kota meminta agar perhatian tidak hanya terfokus pada kawasan elit, namun juga menyentuh potensi wisata di wilayah-wilayah menengah ke bawah.

Ia memberi contoh kawasan, seperti Ujung Tanah dan Jl Titang yang memiliki budaya kuliner khas yang bisa diangkat menjadi daya tarik wisata.

“Saya ingin program yang benar-benar membumi. Kita semua tahu, kalau ke Makassar, pasti ke Losari. Tapi apakah Losari sudah memberikan kesan yang baik? Ini yang akan kita evaluasi,” pungkasnya.

Sedangkan, Kepala Dinas Pariwisata Makassar, Muhammad Roem, menjelaskan, tentang beberapa event untuk program unggulan kedepan, sebagai upaya mendukung program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar.

“Di program pertama lapangan kerja di industri kreatif, kedua di Makassar Creative Hub, dan program kesembilan pembangunan pusat budidaya wisata mangrove di wilayah pesisir pulau,” katanya.

Selain itu, bukan cuma retribusi losari tapi ada pajak hotel, restoran, dan hiburan yang harus diaktivasi di hulunya dan di hilirnya adalah Bapenda, karena Bapenda juga aktivasi industri pariwisata khusus pada restoran. (***)

Artikel Terkait



Berita Terkini Lainnya


To top