search
  • facebook
  • twitter
  • instagram

Dudung-Taruna Ikrar Satukan Langkah untuk Kemandirian Obat, Ciptakan Ketahanan Nasional

doelbeckz - Pluz.id Senin, 23 Juni 2025 20:43
PERTEMUAN. Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional sekaligus Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Jenderal TNI (Purn) Prof Dudung Abdurachman disambut Kepala BPOM RI Taruna Ikrar di Kantor BPOM RI, Jl Percetakan Negara, Jakarta, Senin (23/6/2025). foto: istimewa
PERTEMUAN. Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional sekaligus Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Jenderal TNI (Purn) Prof Dudung Abdurachman disambut Kepala BPOM RI Taruna Ikrar di Kantor BPOM RI, Jl Percetakan Negara, Jakarta, Senin (23/6/2025). foto: istimewa

PLUZ.ID, JAKARTA – Dalam suasana penuh semangat kebangsaan, dua tokoh besar bangsa, Jenderal TNI (Purn) Prof Dudung Abdurachman dan Prof Taruna Ikrar, bertemu di Kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Jl Percetakan Negara, Jakarta, Senin (23/6/2025).

Pertemuan ini bukan hanya pertemuan dua guru besar, tetapi pertemuan dua pemikir strategis yang menyatukan visi demi ketahanan nasional Indonesia melalui kemandirian obat.

Dudung yang kini menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional sekaligus Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) hadir dalam kunjungan strategis ini, dan diterima langsung Kepala BPOM RI Taruna Ikrar.

Pertemuan berlangsung hangat dan penuh semangat kolaborasi lintas sektor.

“Kemandirian obat bukan hanya isu kesehatan, tapi juga pertahanan negara. Dalam situasi geopolitik yang terus bergolak, bangsa ini tidak bisa terus bergantung pada pihak luar,” tegas Dudung dalam sambutannya.

Dalam forum dialog terbuka tersebut, keduanya membahas urgensi membangun ekosistem industri obat nasional yang kuat, inovatif, dan berdaya saing global.

Taruna menegaskan, BPOM siap menjadi bagian dari garda terdepan dalam mendorong produksi lokal obat dan vaksin demi menjawab tantangan masa depan.

“Kesehatan adalah pilar ketahanan nasional. Jika bangsa ini ingin tangguh, maka obat untuk rakyatnya harus mampu diproduksi oleh tangan bangsanya sendiri,” ujarnya..

Kondisi global yang tidak menentu, termasuk ketegangan geopolitik dan risiko embargo internasional, menjadi latar belakang pentingnya agenda kemandirian obat.

Indonesia tidak boleh lengah. Kelangkaan obat dan vaksin adalah ancaman nyata jika sistem suplai global terganggu. Untuk itu, sinergi antara sektor pertahanan dan sektor kesehatan menjadi keharusan strategis.

Pertemuan ini menandai babak baru kerja sama antara KKIP dan BPOM. Diusulkan pembentukan tim lintas sektor yang akan mengawal percepatan pengembangan industri Bahan Baku Obat (BBO), reformulasi kebijakan insentif untuk industri farmasi dalam negeri, dan mendorong riset inovatif bersama kalangan akademik, bisnis, dan pemerintah dalam kerangka konsep ABG (Academy-Business-Government).

Dalam penutupnya, Dudung dan Taruna sepakat kekuatan bangsa tidak hanya ditentukan oleh alutsista, tetapi juga oleh ketahanan kesehatan rakyatnya. Dan, itu dimulai dari kemandirian obat. (***)

Artikel Terkait



Berita Terkini Lainnya


To top