PLUZ.ID, GOWA – Setelah tiga hari menjalani pembinaan intensif, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, secara resmi menutup Retret Lurah se-Kota Makassar di Malino, Kabupaten Gowa, Sabtu (11/10/2025) malam.
Acara penutupan berlangsung hangat dan penuh semangat, dihadiri Ketua TP PKK Kota Makassar Melinda Aksa, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar Andi Zulkifli Nanda, para staf ahli, asisten, kepala SKPD, camat, serta 153 lurah dari seluruh wilayah Makassar.
Kegiatan retret ini, telah berlangsung 10 hingga 12 Oktober 2025, berisi agenda padat mulai dari pendalaman materi, penguatan kapasitas kepemimpinan, peningkatan kerja sama tim, hingga studi lapangan.
Program ini merupakan bagian dari rangkaian transformasi kapasitas aparatur kelurahan, yang sebelumnya telah diawali dengan pembukaan di Balai Kota Makassar, pelatihan teknis bersama LAN RI, hingga kunjungan studi layanan publik.
Dalam arahannya, Wali Kota Munafri menekankan, posisi lurah memiliki peranan vital dalam menjalankan visi dan misi Pemerinrah Kota Pemkot) Makassar.
“Lurah adalah garda terdepan. Merekalah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat dan menjadi wajah pemerintah di lapangan,” tegasnya.
Politisi Golkar ini, mengingatkan agar para lurah memahami secara utuh tujuh program unggulan Pemkot Makassar, sekaligus memperkuat sektor-sektor yang menjadi kebutuhan dasar warga, seperti pengelolaan sampah, kebersihan lingkungan, dan pertanian lahan sempit.
“Semua bermuara di kelurahan. Jadi tolong dijaga dan dikawal betul,” jelas Appi, sapaan akrab Munafri Arifuddin, dalam arahannya.
Lebih lanjut, penekanan khusus juga diberikan pada masalah kebersihan kota. Orang nomor satu kota Makassar ini, menegaskan, lurah harus menjadi motor penggerak dalam menjaga lingkungan.
Terutama pada musim penghujan yang sering menyebabkan genangan akibat saluran tersumbat.
“Jangan ada lagi sebutan Makassar kota jorok,” ucapnya dengan nada tegas.
Ia meminta, setiap lurah memastikan warganya menerapkan pemisahan sampah organik dan non-organik, serta mengedukasi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), agar turut menjaga kebersihan area usaha mereka.
“Modalnya cuma dua ember. Kalau bisa dikelola dengan benar, maka tidak ada lagi tumpukan sampah,” katanya.
Appi menegaskan, pentingnya pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular, yang menurutnya bukan hanya soal kebersihan, tapi juga peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Saya mau di RT dan RW itu sistem pengelolaan sampahnya terintegrasi. Harus ada teba, biopori, maggot, dan eco-enzyme,” tuturnya.
Selain kebersihan, mantan Bos PSM ini, menegaskan kondisi sejumlah UMKM kuliner yang masih beroperasi di atas got atau saluran air.
Ia pun menginstruksikan, seluruh lurah untuk menertibkan dan membina para pelaku usaha tersebut agar lebih tertib dan higienis.
“Semua pelaku UMKM kuliner harus punya Sertifikat Laik Higienis dan Sanitasi (SLHS). Jangan lagi berjualan di atas got. Bagaimana dagangannya mau laku kalau tempatnya saja tidak layak,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Appi juga menekankan, pentingnya inovasi di tingkat kelurahan.
Menurutnya, lurah harus kreatif mencari solusi dan menghadirkan ide yang memberi dampak langsung bagi masyarakat.
“Bangun komunikasi yang solutif dengan warga. Pastikan kamtibmas di wilayah masing-masing tetap terkendali. Jangan sampai ada kejadian di lapangan yang Bapak-Ibu tahu belakangan dari kami,” ujarnya mengingatkan.
Menutup arahannya, Appi berpesan, agar seluruh lurah menjaga amanah jabatan yang diemban dengan penuh dedikasi dan rasa tanggung jawab.
“Jabatan ini bukan sekadar posisi, tapi amanah. Mari bekerja dengan hati, karena hasilnya akan kembali kepada masyarakat yang kita layani,” tutupnya disambut tepuk tangan seluruh peserta retret.
Diketahui, orang nomor satu kota Makassar ini, hadir langsung di Malino menggunakan tunggangan kendaraan roda dua, menembus jalan berkelok di antara pepohonan pinus dan udara sejuk yang menyapa wajah, menjadi sensasi seperti ajang pecinta touring motor.
Apalagi Malino, kawasan wisata pegunungan di Kabupaten Gowa, memang selalu punya magnet kuat bagi siapa pun yang ingin melepas penat dari hiruk-pikuk kota. (***)