PLUZ.ID, MAKASSAR – Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Pokja Agama, Dorince Mehue, memberikan buku terbarunya berjudul ‘Inilah Sekelumit Papua’ kepada salah seorang tokoh pemuda Sulsel Amirullah Putra.
Menerima kenang-kenangan ini, Amirullah Putra mengatakan, salut dengan buku ini. Sebab yang ditampilkan adalah besarnya Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Papua.
“Terima kasih atas bukunya. Beliau ini adalah tokoh Papu. Semoga ini memberi manfaat besar kepada saya. Termasuk pembaca lainnya serta tentunya berdampak besar kepada pembangunan Papua,” ujar pengurus KNPI Provinsi Sulsel ini, Senin (31/1/2022).
Dorince Mehue mengatakan, buku ini terinspirasi dari hasil kunjungan kerja dan semua persoalan, fenomena serta dinamika yang terjadi di Tanah Papua.
“Sehingga saya juga berusaha untuk bagaimana bisa menceritakan dan menyampaikan kepada semua orang, Papua sebenarnya tanah yang luar biasa dan Papua memang banyak sekali fenomena maupun dinamika. Tetapi, Papua adalah tanah di mana Tuhan tempatkan kami orang Papua dan semua orang bisa hidup berdampingan,” ungkapnya.
Dorince Mehue mengatakan, buku ini ia tulis dengan dasar inspirasi hasil kunjungan kerja selama melakukan masa reses sebagai anggota MRP Pokja Agama.
“Buku ini berisi sembilan bab, yakni perjalanan menjadi Papua, menepis stereotipikal dan anggapan ketertutupan, suku-suku dan wilayah adat Papua, tiga dimensi Otonomi Khusus Papua, Perempuan Papua di antara kerentanan dan ketangguhan, membangun toleransi dan harmoni antar-umat beragama berdasarkan kasih, aneka pemandangan dan interaksi sosial di pasar tradisional, sepotong surga kecil di ujung bumi dan membangun generasi masa depan yang berkualitas,” bebernya.
“Jadi buku yang saya tulis ini dengan mengangkat sebanyak sembilan bab, yang dimulai dari sejarah perjalanan menjadi Papua. Bagaimana generasi hari ini bisa mengetahui sejarah lahirnya Papua, sejarah peradaban tanah dan orang Papua sejak 1855 sampai dengan saat ini. Nah, dari situlah menginspirasi banyak hal yang harus kita sampaikan pada dunia,” sambung Dorince.
Selain itu, dikatakannya, dari bab pertama karyanya ini kemudian disusun berdasarkan kesan dan pandangan dari orang luar Papua terhadap Papua itu sendiri.
“Papua dikenal sebagai daerah konflik dan selalu berpikir yang negatif. Dari semua respon tadi kita semua bisa dengar, tetapi sesuatu negatif tidak harus terus-menerus kita berpikir dengan cara negatif. Namun bagaimana kita harus optimis untuk merubah Papua kepada hal yang positif atau benar. Oleh karena itu, saya mulai mengangkat tanah Papua dengan segala kekayaannya dan berbagai macam karakteristik budaya maupun manusianya dari tujuh wilayah adat, dengan segala kekayaan sumberdaya alamnya, baik yang di dalam tanah maupun di luar tanah Papua,” katanya.
Menurutnya, budaya dan sumber daya alam di Papua sangat kaya dan khas dengan segala potensinya. (***)