PLUZ.ID, MAMUJU – Penjabat (Pj) Gubernur Sulbsr, Bahtiar Baharuddin, melakukan penanaman pisang cavendish di Desa Sumarrang, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polman, Sulbar, Jumat (20/12/2024).
Hadir juga Relation Manager PT Cipta Agri Pratama Sukawati, Pj Bupati Polman Muhammad Ilham Borahima, dan para rombongan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Polman.
“Petani kita sudah lama menunggu hadirnya pisang cavendish di Polman. Alhamdulillah, hari ini sudah terwujud,” kata Sukawati.
Ia berharap, para petani di Kabupaten Polman bisa menghijaukan bumi Tipalayo dengan pisang cavendish.
“Budidaya pisang cavendish ini kita tidak perlu ragu, karena PT CAP akan memberikan kontrak warning kepada petani, jaminan bahwa petani kita PT CAP. Jadi lima tahun harga pisang cavendish tidak naik dan tidak turun,” katanya.
Seperti, jika panen setiap kecamatan tidak akan turun harganya sesuai kontrak, ini menjadi jaminannya.
“Kita di Makassar setiap saat standby. Jadi petani kita di Sulsel dari bulan November sampai Desember 2024 ini, Alhamdulillah petani sudah panen. Mudah-mudahan Polman juga mengikuti hal itu,” ungkapnya.
Pj Bupati Polman, Muhammad Ilham Borahima, menyampaikan, sejak awal setelah mendengar adanya program unggulan Pj Gubernur terkait pisang cavendish langsung dirinya bergerak.
“Saya mengumpulkan para petani dan melakukan sosialisasi di sini memperkenalkan pisang cavendish. Saya juga bawa ke Bone untuk studi dan akhirnya sampai pada penanaman hari ini,” ucap Ilham.
Pj Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, menuturkan, hari ini dilaksanakan penanaman pisang cavendish yang dibiayai langsung lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Sumarrang, Kabupaten Polman.
“Saya sebelum jadi Pj Gubernur Sulsel sudah merintis ini, kebetulan saya punya sahabat menanam pisang cavendish 32 ribu hektare di Lampung. Hasil Rp5 triliun setiap tahun,” tuturnya.
Selain itu, ia menceritakan, bagaimana awal mula mempelajari komoditi pisang cavendish, dimana ia yang pertama kali membawa komiditas ini ke Sulsel.
“Jadi kita juga desain lewat KUR itu, saya pelajari semua ilmunya dan memanggil teman-teman dari IPB. Awalnya, biaya saya pribadi 100 persen. Jadi kalau mau menggerakan gagasan harus berani,” jelasnya. (***)