search
  • facebook
  • twitter
  • instagram

Dukung Kesuksesan MBG, BBPOM Makassar Sosialisasi Keamanan Pangan bagi UMKM Penyuplai Dapur SPPG

doelbeckz - Pluz.id Minggu, 19 Oktober 2025 13:00
SOSIALISASI. Kepala BBPOM Makassar, Yosef Dwi Irwan Prakasa Setiawan, menjadi pemateri sosialisasi bagi peserta kegiatan 'Pengembangan Kapasitas Usaha Mikro dalam mendukung Perluasan Keterlibatan UMKM pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Sulsel'. foto: istimewa
SOSIALISASI. Kepala BBPOM Makassar, Yosef Dwi Irwan Prakasa Setiawan, menjadi pemateri sosialisasi bagi peserta kegiatan 'Pengembangan Kapasitas Usaha Mikro dalam mendukung Perluasan Keterlibatan UMKM pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Sulsel'. foto: istimewa

PLUZ.ID, MAKASSAR – Sebagai program strategis pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG) harus mendapatkan dukungan positif dari seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, akademisi, dan media.

Salah satu wujud dukungan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Makassar adalah memberikan sosialisasi bagi peserta kegiatan ‘Pengembangan Kapasitas Usaha Mikro dalam mendukung Perluasan Keterlibatan UMKM pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Sulsel’.

Sekitar 30 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) penyuplai dan calon penyuplai dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mengikuti kegiatan yang digelar Kementerian UMKM.

“MBG merupakan salah satu program unggulan Bapak Presiden Prabowo Subianto, program ini bukan hanya untuk meningkatkan pemenuhan gizi anak untuk tumbuh kembang fisik dan intelektual namun juga ditujukan untuk menggerakan ekonomi kerakyatan,” ujar Yosef Dwi Irwan Prakasa Setiawan, Kepala BBPOM Makassar.

“Program baik ini tentunya harus didukung dengan suplai bahan baku pangan yang aman dan bermutu, oleh karena itu penting bagi bapak ibu sekalian selaku supplier dapur SPPG memahami tentang keamanan pangan,” lanjutnya.

“Keamanan pangan tidak bisa hanya dibangun pada satu tahapan saja, tapi harus konsisten dijaga dari hulu sampai hilir, mulai dari pemeilihan bahan baku, lingkungan produksi, peralatan, penjamah pangan, proses produksi,sampai nantinya dikonsumsi. Jika ada ketidaksesuaian pada salah satu tahapan bisa bedampak pada keracunan pangan,” tambah Yosef.

Dalam paparannya Kepala BBPOM menyampaikan, bahan baku pangan harus bebas dari tiga cemaran, yaitu cemaran fisik, cemaran kimia dan cemaran mikrobiologi.

Cemaran fisik, antara lain rambut, serpihan kerikil, staples, ataupun serpihan serangga. Cemaran kimia baik yang sengaja ditambahkan, seperti Formalin, Boraks, Rhodamin B dan metahnyl Yellow ataupun yang secara alamiah terdapat pada pangan, misalnya sianida pada singkong, asam jengkolat pada jengkol, tetrodotoksin pada ikan buntal ataupun histamin pada ikan ataupun udang.

Terakhir adalah cemaran mkrobiologi. Hal ini biasanya akibat penerapan higienen dan santasi yang tidak baik sehingga ditemukan mikroba pathogen, seperti: e Coli, Salmonella, bacillus cereus, dan lainnya.

“Perlu upaya secara disiplin dan konsisten untuk mencegah terjadinya cemaran fisik, kimia dan mikrobiologi pada pangan. Bahan baku pangan harus disimpan dengan baik dan benar, sehingga tidak terjadi kontaminasi silang yang dapat beriko pada keamanan pangan,” ujarnya.

Yosef juga memberikan tips bagaimana memilih bahan baku pangan yang baik, baik itu daging, unggas, ikan, udang, telur, sayur dan buah.

“Hati-hati dalam memilih dan menyimpan DUIT, bukan uang ya tapi bahan baku pangan yang berasal dari Daging, Unggas, Ikanz dan Telur. Mereka tinggi protein, sehingga jika tidak dikelola dengan baik menjadi media pertumbuhan yang baik bagi mikroba, yang akhirnya rusak dan tak layak dikonsumsi,” terangnya.

“Kebersihan lemari penyimpanan bahan baku pangan seperti freezer, kulkas, chiller harus rutin dilakukan agar tidak menjadi sumber cemaran, dan penyimpanan juga jangan terlalu penuh karena pendinginan jadi tidak optimal,” lanjutnya.

“Cuci tangan dengan sabun selama minimal 20 detik dan bilas dengan air mengalir setiap kali akan memegang bahan pangan, karena perilaku yang tidak saniter bisa menjadi sumber cemaran,” jelas Yosef

Sesi diskusi berlangsung dengan hangat dan interaktif, dan program MBG secara nyata berdampak pada omzet UMKM, contohnya salah satu produsen abon yang sebelum menjadi supplier dapur SPPG hanya memproduksi maksimal 10 kg, namun sejak menjadi supplier dapur SPPG meningkat hingga 200 kg.

“Ingat tetap konsisten menjaga Keamanan Pangan dalam setiap langkahnya, karena jika terbukti bahan baku pangan yang bapak ibu suplai rusak atau tidak aman, maka dapur SPPG bisa berpindah supplier lainnya. Keamanan Pangan merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama sebagai suatu bangsa,” pungkas Yosef menutup paparannya. (***)

Artikel Terkait



Berita Terkini Lainnya


To top