search
  • facebook
  • twitter
  • instagram

UMKM Disabilitas Lokal Dilibatkan dalam Minum Kopi dengan Gula Aren Peserta Terbanyak di Bulukumba

Jadi Simbol Ekonomi Inklusif
doelbeckz - Pluz.id Rabu, 22 Oktober 2025 21:13
Ilustrasi. foto: istimewa
Ilustrasi. foto: istimewa

PLUZ.ID, BULUKUMBA – Dalam semangat inklusi dan pemberdayaan, kegiatan Minum Kopi dengan Gula Aren Peserta Terbanyak menjadikan Kelompok Disabilitas Desa (KDD) Maju Jaya Bontomangiring sebagai salah satu penyuplai utama gula aren.

Langkah ini tidak sekadar pemenuhan logistik, tapi menjadi komitmen untuk membuka ruang partisipasi bagi kelompok rentan dan memperkuat ekonomi lokal yang berkeadilan.

Ketua Badan Khusus Perwakilan KM Bulukumba Sulsel, Hendra Pachri, menyampaikan, produk dari KDD Maju Jaya merupakan hasil kerja keras dan ketekunan yang layak mendapat panggung dalam perayaan publik.

“Kami percaya bahwa setiap kelompok rentan, baik disabilitas, perempuan, maupun lansia memiliki potensi besar. Tugas kita adalah membuka jalan, memberikan dukungan, dan memastikan mereka tidak berjalan sendiri,” ujarnya.

Lebih dari sekadar pemecahan rekor, kegiatan ini menjadi simbol solidaritas dan harapan.

Dengan melibatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari berbagai latar belakang, panitia ingin membangun ekosistem yang saling menguatkan dan berkelanjutan.

“Kami ingin menciptakan budaya baru, dimana setiap kegiatan besar menyisakan ruang bagi kalangan yang selama ini terpinggirkan. Karena keberhasilan sejati bukan hanya soal jumlah peserta, tapi tentang siapa yang kita ajak berjalan bersama,” lanjut Hendra.

Ketua Panitia Lokal, Rudi Tahas, menambahkan, gula aren juga disuplai petani dari wilayah Kahayya, Borong Rappoa, dan Garuntungan, yang selama ini menjadi mitra binaan panitia.

Gula aren tersebut diolah dan dikemas dalam bentuk kecil, lalu dibagikan kepada peserta saat registrasi bersama paket goodie bag.

“Kami berharap setiap elemen dalam kegiatan ini mencerminkan nilai kebersamaan dan keberdayaan. Petani aren yang terlibat adalah bagian dari komunitas yang selama ini kami dampingi,” jelasnya.

Panitia berharap, kegiatan ini menjadi inspirasi bagi penyelenggara lain, baik di tingkat desa, kabupaten, maupun nasional bahwa setiap festival, lomba, atau perayaan bisa menjadi ruang pemberdayaan dan transformasi sosial.

“Kita ingin Bulukumba dikenal bukan hanya karena kopi dan pinisi, tapi juga karena keberaniannya merangkul semua warganya,” tutup Rudi.

Sartia, Anggota KDD Maju Jaya Bontomangiring bersiap untuk menyadap nira di pinggiran sungai Dusun Bontomanai.

Sartia merupakan perwakilan disabilitas dari Bulukumba yang pernah mengikuti Konferensi Internasional bertema ‘Exploring the Practice of Restoratif Justice Framework to Build Resilience and Address Climate Change Harms in Indonesia’ pada 2024 yang dilaksanakan di Universitas Brawijaya Malang, Provinsi Jawa Timur. (***)

Artikel Terkait



Berita Terkini Lainnya


To top