search
  • facebook
  • twitter
  • instagram

PKK Sulsel Kajian Online Berbakti Kepada Orang Tua Bersama Ustaz Erlan

doelbeckz - Pluz.id Kamis, 06 Mei 2021 10:00
KAJIAN ONLINE. Suasana kajian online anak dengan tema 'Berbakti Kepada Orang Tua' dengan  menghadirkan Ustaz Erlan Iskandar di Rumah Jabatan Wakil Gubernur, Rabu (5/5/2021). foto: humas pemprov sulsel
KAJIAN ONLINE. Suasana kajian online anak dengan tema 'Berbakti Kepada Orang Tua' dengan menghadirkan Ustaz Erlan Iskandar di Rumah Jabatan Wakil Gubernur, Rabu (5/5/2021). foto: humas pemprov sulsel

PLUZ.ID, MAKASSAR – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Sulsel bekerja sama dengan Andalan Mengaji menggelar kajian online anak dengan tema ‘Berbakti Kepada Orang Tua’. Kajian ini menghadirkan Ustaz Erlan Iskandar.

Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, membuka acara dari Rumah Jabatan Wakil Gubernur, Rabu (5/5/2021). Kajian dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dari tiga anak Andi Sudirman.

Sebelum membuka acara, Andi Sudirman memberikan tantangan membacakan hafalan ayat suci Al Qur’an, baik kepada anak dan ibu peserta kajian yang hadir.

“Terima kasih semuanya, selamat untuk kegiatannya, tentu kita membuka dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim,” sebutnya.

Sedangkan, Plt Ketua PKK Provinsi Sulsel, Naoemi Octarina, menyebutkan, materi yang diberikan sangat berguna dan bermanfaat bagi anak-anak untuk didengarkan, sehingga dapat diamalkan nantinya.

Ustaz Erlan memberikan paparan dengan bahasa dan gaya komunikasi yang mudah dipahami anak-anak. Selain hadir sebagai dirinya sendiri, ia juga memerankan tokoh anak-anak.

Di sela pembahasan, ia memasukkan dialog antara sosok ustaz dan anak yang membuat peserta tertawa.

Ustaz Erlan menyampaikan tentang keutamaan berbakti pada orang tua, cara berbakti kepada orang tua, belajar kisah inspirasi dari para ulama yang berbakti kepada orang tua.

“Keutamaan berbakti pada orang tua itu, apa saja adek-adek? Jalan menuju surga, terus, dapat ridha Allah SWT, terus, doanya juga diijabah Allah SWT dan dikabulkan kalau kita berbakti pada orang tua. Terus, yang terakhir adalah amalannya istimewa, termasuk amalan yang utama, Masya Allah,” ucapnya.

Adapun cara berbakti, yakni dengan berkata-kata yang baik, memenuhi panggilan orang tua dengan segera, semangat membahagiakan dan membantu orang tua, dan ketiga adalah dengan rajin mendoakan orang tua.

“Jangan lupa doakan mereka dan yang terpenting dari itu, kita harus semangat menjadi anak yang saleh dan saleha. Karena adek-adek, nanti orang tua kita bisa dapat pahala jariyah yang tidak pernah putus alirannya, Masya Allah. Makanya adek-adek semangat berbakti dan mari kita bahagiakan orang tua kita,” sebutnya.

Kak Erlan, sapaan akrab Ustaz Erlan, menambahkan, jika seorang anak saat dipanggil oleh orang tua untuk segera dipenuhi, walaupun kondisinya sedang melaksanakan ibadah, dalam hal ini ibadah salat sunnah.

“Adek-adek kalau dipanggil orang tua kita harus bersegera, meskipun kita sedang mengerjakan salat sunnah sekalipun. Maka salat sunnahnya mesti dibatalkan, kerena kita lebih mendahulukan memenuhi panggilan orang tua yang hukumnya wajib,” jelasnya.

Pada kesempatan ini, Kak Erlan juga meminta peserta membuat surat cinta untuk orang tua.

Di sesi tanya jawab, Plt Ketua TP PKK, Naoemi Octarina, meminta tips bagaimana orang tua bisa mengontrol ucapan lisan pada saat kesal atau marah pada anak, agar tetap kata-kata yang baik dikeluarkan.

“Yang harus kita ingat bahwa doa dari orang tua adalah doa yang sangat mustajab (manjur), kalimat-kalimat yang keluar dari lisannya itu bisa memberi pengaruh dan berdampak buat sang anak. Dengan mengingat hal ini, maka kita akan lebih berhati-hati mengeluarkan kalimat yang buruk buat anak-anak kita,” jelas Kak Arlan.

Dari pertanyaan ini, dilanjutkan dengan sebuah kisah di Arab Saudi. Seorang ibu yang telah lelah membuat makanan untuk anaknya, sang anak melihat ibunya menaburi garam di atas makanan tersebut, tetapi anaknya yang masih kecil melihat hal tersebut. Kemudian menaburi pasir, yang ditiru karena butirannya mirip garam. Hal ini membuat ibunya kesal.

“Ibundanya ini berilmu, dia tahu kalimat yang tidak sengaja keluar itu bisa jadi akan membawa pengaruh buruk pada anak kalau kalimatnya negatif. Maka kemudian, disaat marah, saat ibu justru berkata, ‘Pergilah kau, jangan kau kembali sebelum jadi imam Masjid Harami,” tuturnya.

Cerita di atas adalah cerita dari Syeikh Abdurrahman As-Sudais. Ia imam dan khatib Masjidil Haram yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Sementara, salah seorang peserta anak, Bian, mengaku, antusias ikut acara karena ingin mendapatkan ilmu dari pematerinya dan menambah pertemanan.

“Ikuti acara teman, dan biar bisa berteman, bagus juga Kak Erlan, diajar agar bisa membantu orang tua,” kata Bian.

“Saya, karena mau dengar pengajian,” sambung Amel yang datang bersama Bian. (***)

Artikel Terkait



Berita Terkini Lainnya


To top