PLUZ.ID, BULUKUMBA – Mantan Camat Herlang, Andi Agung Karaeng Mappiwali, resmi menjadi Ketua Lembaga Adat Langnge-langnge yang diikuti dengan pelantikan pengurus lainnya.
Itu setelah Andi Agung dilantik Raja Gowa ke-38 Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang Batara Gowa III di Balla Lompoa, Kelurahan Tanuntung, Kecamatan Herlang, Bulukumba, Kamis (26/5/2022).
Beberapa tarian dari adat khas Bugis Makassar dipersembahkan dalam kegiatan pengukuhan, seperti Gaderang Bulo dan Angngaru, serta tarian Pa’duppa menjadi penyambutan Raja Gowa saat menginjakkan kaki di wilayah Kerajaan Lange-lange di masa lalu.
Ketua Panitia Kegiatan Pengukuhan, Andi Rukmawati mengatakan, jika Andi Agung merupakan kakak dari Permaisuri Kerajaan Gowa, Andi Hikmawati Kumala Idjo.
Dia adalah anak dari Karaeng Mappiwali Petta Lolo Karaeng Langnge-langnge yang merupakan Kepala Distrik Langnge-langnge, sekaligus Camat Herlang pertama setelah masa distrik berakhir.
Andi Kumala Andi Idjo dalam sambutannya menyampaikan, empat tahun lalu dirinya mendapat penghargaan dari presiden sebagai penggiat budaya nusantara, sehingga ia juga berharap dari Bulukumba nantinya juga akan ada sosok yang mendapat penghargaan yang sama.
Lebih lanjut diungkapkan, bulan depan akan dilaksanakan Festival Adat se-Sulsel. Biasanya akan dihadiri juga lembaga atau pemangku adat dari luar Sulsel.
Dikatakan, hakikat yang mengikat lembaga-lembaga adat se Nusantara ini, adalah Bhineka Tunggal Ika sebagai ikatan persaudaraan di bumi Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
“Kenapa saudara kita dari Sumatra sana mau ke sini, alasannya cuma satu, yaitu memiliki ikatan batin yang sama untuk bersama-sama melestarikan adat istiadat di nusantara ini,” ungkapnya.
Raja Gowa ke-38 ini, menitip pesan kepada Bupati Bulukumba agar lembaga adat yang terbentuk ini, dapat dibina dan diharapkan menjalin koordinasi dan sinergi yang baik dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulukumba.
“Insya Allah, Bulukumba juga akan menjadi sentra budaya di Sulawesi Selatan,” ungkapnya.
“Jangan hanya Gowa saja yang maju, Luwu dan Bone saja yang maju, tapi kita semua (lembaga adat) akan maju karena kita adalah satu kesatuan,” imbuhnya.

Andi Agung Karaeng Mappiwali. foto: istimewa
Sementara, Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf, menyampaikan selamat kepada Andi Agung yang telah dinobatkan sebagai ketua Lembaga Adat Karaeng Langnge-langnge.
Andi Utta, sapaan akrab Andi Muchtar Ali Yusuf, berharap lembaga adat ini, menjadi wadah pemersatu bagi masyarakat dan rumpun keluarga besar Karaeng Langnge-langnge.
Selain itu, lembaga adat tersebut diharapkan menjadi wadah pengabdian kepada daerah dan masyarakat,
“Tujuannya memberikan pengayoman dan perlindungan serta contoh yang baik akan nilai-nilai adat budaya yang telah diwariskan dari para pendahulu,” ungkapnya.
Dikatakan, sebagai rumpun keluarga yang memiliki pengaruh kultural di Kabupaten Bulukumba, Andi Utta mengajak kepada Rumpun Keluarga Besar Andi Mappiwali Karaeng Langnge-langnge untuk senantiasa dapat berkontribusi dan berpartisipasi aktif dalam membantu mewujudkan pembangunan di Kabupaten Bulukumba di segala sektor.
Untuk diketahui lebih jauh, Karaeng Mappiwali merupakan keturunan asli dari bangsawan Bone, urutan ke-5 dari Lamandong yang juga anak dari Latore yang merupakan Arung Tondong ke-2.
Dia lahir 15 Mei 1918, putra dari Karaeng Andi Makkarasseng Petta Nompo dan Petta Becce Kumala.
Setalah 11 tahun diasuh kedua orang tuanya Karaeng Mappiwali kemudian menempuh pendidikan Volks Schoel di Hero, sekarang bernama Desa Gunturu Kecamatan Herlang. Dan kembali melanjutkan sekolahnya Vervelk Schoel di Kota Bulukumba.
Semasa sekolah itu, Karaeng Mappiwali banyak melihat penindasan dari para penjajah, membuat dirinya bergabung pada Kelaskaran pemuda Merah Putih pada sektor Kajang Bulukumba.
Hal tersebut terbukti pada dengan terbitnya surat kelulusan resmi Menteri Veteran RI 026/plk-kpts/M.W.V/1962.
Bukan hanya mengusir penjajah, Andi Mappiwali juga berjuang setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan di 1945.
Dia dipercayakan menumpas gerombolan yang mengacau keamanan. Berbekal anggota sendiri, dia berhasil memaksa satu kesatuan momo gerombolan dengan jumlah 600 senjata untuk menyerah.
Berkat kerja kerasnya tersebut, Karaeng Mappiwali dianugerahi Bintang Satya Lencana Veteran RI, Bintang Satya Lencana pemulihan keamanan dari Panglima Angkatan Darat, Bintang Satya Lencana dari Panglima Angkatan Sulawesi serta Satya Lencana angkatan 45. (***)