search
  • facebook
  • twitter
  • instagram

Taruna Ikrar ke Jepang, Penguatan Kerja Sama Produk Indonesia Standar Internasional

doelbeckz - Pluz.id Minggu, 08 September 2024 21:12
KUNJUNGAN KERJA. Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, melaksanakan courtesy call dengan Duta Besar Indonesia untuk Jepang sebagai bagian dari persiapan menghadiri 4th Asia Pacific USP Convention Regional Chapter Meeting, Minggu (8/9/2024). foto: istimewa
KUNJUNGAN KERJA. Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, melaksanakan courtesy call dengan Duta Besar Indonesia untuk Jepang sebagai bagian dari persiapan menghadiri 4th Asia Pacific USP Convention Regional Chapter Meeting, Minggu (8/9/2024). foto: istimewa

PLUZ.ID, TOKYO – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Taruna Ikrar, melaksanakan courtesy call dengan Duta Besar Indonesia untuk Jepang sebagai bagian dari persiapan menghadiri 4th Asia Pacific USP Convention Regional Chapter Meeting.

Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak membahas berbagai isu strategis yang tidak hanya terkait sektor farmasi, tetapi juga peluang memperkuat kerja sama di bidang pangan olahan.

Pertemuan ini juga difokuskan pada persiapan untuk menyelenggarakan Indonesia-Japan Business Forum on Drug and Food Manufacturing, sebagai upaya mendukung peningkatan kualitas dan daya saing produk Indonesia di pasar Jepang dan global.

Taruna Ikrar didampingi Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif di BPOM, Rita Endang, Minggu (8/9/2024).

Taruna Ikrar, salah satu ilmuwan dunia ini, menyampaikan, forum kerja sama yang selama ini telah terjalin, seperti Indonesia-Japan Business Forum on Drug and Food Manufacturing, akan terus diperkuat.

Forum ini menjadi wadah strategis untuk membahas berbagai tantangan dan peluang kerja sama dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk farmasi serta pangan olahan antara kedua negara.

“Dengan komitmen bersama, diharapkan kolaborasi ini mampu memberikan solusi konkret untuk menuntaskan permasalahan yang dihadapi pelaku industri pangan, sekaligus meningkatkan ekspor produk Indonesia ke Jepang,” ujarnya.

Selain itu, Taruna Ikrar menegaskan, pentingnya meningkatkan sinergi lintas lembaga melalui forum kerja sama yang sudah ada, yaitu Indonesia-Japan Business Forum on Drug and Food Manufacturing.

Forum ini selama ini telah menjadi platform penting untuk membahas isu-isu regulasi, standar mutu, serta peluang kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jepang, khususnya di sektor farmasi dan pangan.

Taruna Ikrar mengatakan, forum ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana diskusi, tetapi juga sebagai wadah konkret untuk memecahkan masalah yang dihadapi pelaku industri, terutama terkait dengan hambatan ekspor produk Indonesia ke Jepang.

Kolaborasi yang berkelanjutan antara BPOM, KBRI Jepang, dan para pelaku industri Indonesia merupakan langkah penting untuk memastikan produk-produk farmasi dan pangan Indonesia tidak hanya memenuhi standar internasional, tetapi juga mampu bersaing di pasar global.

“Dengan dukungan diplomasi ekonomi yang kuat, kerja sama ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan ekspor produk-produk unggulan, baik di sektor farmasi maupun pangan olahan,” katanya.

Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, menyampaikan, apresiasi atas kemajuan yang telah dicapai industri farmasi Indonesia, terutama terkait penerapan prinsip Good Manufacturing Practice (GMP) dalam sistem penjaminan mutu produk obat.

Menurutnya, implementasi GMP telah memastikan produk-produk farmasi dari Indonesia mampu memenuhi standar kualitas dan keamanan yang dipersyaratkan pasar Jepang.

Sistem yang kuat ini telah membuka pintu bagi produk farmasi Indonesia untuk diterima secara luas di pasar internasional.

Namun, Duta Besar menekankan, keberhasilan dalam sektor farmasi ini, perlu ditularkan ke sektor pangan.

Ia menyampaikan, masih banyak produk pangan ekspor dari Indonesia yang mengalami penolakan di pasar Jepang akibat belum terpenuhinya standar mutu dan keamanan yang diharapkan.

Banyak produk yang tidak lulus uji, karena belum sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip Good Agriculture Practice (GAP) dan GMP di sepanjang rantai produksinya.

“Oleh karena itu, sangat penting untuk mendorong implementasi standar-standar internasional ini pada produk pangan, guna memperkuat daya saingnya di pasar global,” jelasnya. (***)

Artikel Terkait



Berita Terkini Lainnya


To top