PLUZ.ID, JAKARTA – Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK), mendorong masjid menjadi pusat pengembangan wirausaha masyarakat.
Hal tersebut disampaikan JK usai membuka Festival ‘Rumah Wirausaha Masjid’ di Halaman Masjid Hasyim Ashari, Daan Mogot, Jakarta Barat, Sabtu (11/1/2025).
JK mengatakan, masjid memang seharusnya tidak hanya untuk beribadah saja. Tapi masjid justru harus memiliki banyak fungsi termasuk menjadi kekuatan dalam pengembangan ekonomi masyarakat.
“Seperti saya biasa katakan bahwa kita harus memakmurkan masjid dan masjid harus memakmurkan masyarakat di sekitarnya,” ujar JK.
Lebih jauh JK mengapresiasi program rumah wirausaha masjid yang digagas Arsjad Rasyid (Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Akustik Masjid DMI).
Program tersebut dinilai sebagai upaya membangun wirausaha masyarakat yang bermuara pada pengembangan enterpreneur.
JK mengatakan, pengembangan enterpreneur di masyarakat sangat penting karena menjadi peluang bagi masyarakat untuk ikut berkembang.
“Kita harus menyadari, negara akan maju kalau masyarakat berkembang dan salah satu jalan membantu masyarakat adalah melalui wirausaha,” ujar Ketua PMI ini.
“Kita memulai dari masjid karena kita ingin, umat Islam tidak selalu berada di bawah, tapi bagaimana mengangkat agar bisa pada tingkat produsen,” tambahnya.
JK menjelaskan, pengembangan wirausaha dari masjid bukan hal yang baru. Program tersebut sudah sering dilakukan dalam hal ini DMI. Namun, dengan rumah wirausaha masjid, program tersebut makin massif dan lebih terstruktur.
Sementara, Ketua Panitia Rumah Wirausaha Masjid yang juga merupakan Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Akustik Masjid DMI, Arsjad Rasyid, mengatalan, program Rumah Wirausaha Masjid akan dilakukan di lima masjid. Langkah tersebut dimulai dari daerah Jakarta.
“Ini adalah percontohan dulu. Setelah itu kita akan evaluasi. Tapi kita berharap akan menyasar ke seluruh Indonesia dan akan meminta keterlibatan pengusaha-pengusaha di daerah untuk bekerja bersama,” kata Arsjad.
Ia menambahkan, program tersebut nantinya tidak hanya pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) semata, tapi juga akan menjadi bagian pendidikan dan pelatihan bagi UMKM serta menjadi enterpreneur. (***)