PLUZ.ID, MAKASSAR – Dr Nur Fadjri Fadeli Luran Sp MPd berhasil meraih gelar doktornya di bidang Administrasi Pendidikan dengan nilai 3,91 sangat memuaskan, Kamis (7/3/2024).
Di hadapan promotor dan penguji, Ulfah sapaan akrab Nur Fadjri Fadeli Luran, sukses mempertahankan penelitiannya yang berjudul ‘Model Tata Kelola Layanan Keasramaan Pondok Pesantren di Sulawesi Selatan’.
Hasil dari penelitian ini pula melahirkan sebuah buku berjudul ‘Buku Model Tata Kelola Layanan Keasramaan Hasanah pada Pondok Pesantren di Sulawesi Selatan’.
Dalam penelitiannya, Ulfah memaparkan terkait Tata Kelola Layanan Keasramaan (TKLK) yang merujuk pada Undang-Undang (UU) No 18 Tahun 2018 Pasal 11.
“Secara rinci UU ini, membahas tentang asrama sebagai tempat tinggal santri selama mondok di pesantren haruslah dikelola sesuai daya tampung, bersih, sehat, dan nyaman serta aman untuk menjamin perkembangan santri secara holistik,” jelas Ulfah.
Oleh karena itu, dihadirkanlah model TKLK Hasanah untuk mengubah paradigma pengelolaan asrama, dimana asrama tidak lagi dipandang sebagai tempat untuk tidur dan menyimpan barang santri, tetapi menjadi rumah kedua dan pembina adalah orang tua selama santri mondok
Lebih jauh, model TKLK Hasanah terdiri atas tiga komponen layanan asrama, komponen manajemen mutu dan komponen Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan pembina asrama.
“Ketiga komponen ini, mencerminkan pentingnya memadukan aspek pendidikan dan manajemen dalam memberikan solusi kongkrit layanan keasramaan,” jelasnya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menyimpulkan adanya tantangan daya tampung, rasio pembina dan santri yang tidak seimbang dan kurangnya manajemen mutu. Sehingga dihadirkan model layanan keasramaan.
Dalam penelitian ini mengungkapkan hasil praktibilitas model tata kelola layanan keasramaan menunjukkan tingkat penerimaan dan kegunaan dari pihak pondok pesantren, sebab model ini dianggap praktis. Sedang dari proses evaluasi dan efektivitas model yang diterapkan dalam penelitian ini mampu berkontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas layanan.
Terakhir, perempuan yang juga merupakan Ketua Umum YASDIC IMMIM ini, mengungkapkan, perlunya menciptakan lingkungan asrama pondok pesantren yang nyaman dan indah untuk menciptakan pengalaman yang indah pula bagi santri.
“Perlu menciptakan pengalaman indah di pesantren, dimana asrama harus ditata, dan kiyai-lah yang bisa melakukannya. Diharapkan buku ini bisa digunakan sesuai kebutuhan terutama untuk tata kelola pondok pesantren,” tutupnya. (***)