PLUZ.ID, CILEGON – Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, menghadiri pembukaan City Sanitation Summit (CSS) XXII 2024 di The Royal Krakatau Hotel Kota Cilegon, Provinsi Banten, Selasa (7/5/2024).
Kegiatan yang diadakan pada 6-8 Mei 2024 ini, juga dirangkaikan dengan Rapat Kerja Nasional (Rakornas) Aliansi Kabupaten dan Kota Peduli Sanitasi (Akkopsi) XII.
Dihadiri perwakilan pemerintah daerah anggota Akkopsi, rakornas tahun ini mengusung tema ‘Konversi Sampah menjadi Energi Masa Depan Berkelanjutan’.
Danny Pomanto yang juga mantan Ketua Umum Akkopsi periode 2017-2022, pada kesempatan ini juga hadir sebagai Dewan Penasehat Akkopsi.
Selaku Dewan Penasehat, Danny juga menyaksikan deklarasi dan penandatanganan komitmen antara Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon dan pihak industri terkait dengan penyelenggaraan sanitasi di Kota Cilegon.
Danny Pomanto mengatakan, pertemuan ini menjadi ruang komunikasi bagi seluruh bupati dan wali kota anggota Akkopsi untuk membahas bersama isu sanitasi.
“Jadi sanitasi ini menjadi persoalan kita semua, termasuk juga Makassar. Sehingga kita konsen terhadap isu sanitasi dan saya berharap muncul rekomendasi dari kabupaten/kota terkait dengan penanganan sanitasi,” jelas Danny.
Keseriusannya terhadap isu sanitasi membawa Makassar meraih penghargaan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel atas dukungan terhadap percepatan sanitasi berbasis masyarakat dan dukungan dalam penyelenggaraan kota sehat penilaian 2021-2022.
Apalagi, Makassar sudah mempunyai Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-Terpusat (SPALD-T) Losari yang pada Februari lalu diresmikan Presiden Joko Widodo.
SPALD-T Losari Makassar juga sudah sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Apalagi, lPAL Losari juga menggunakan teknologi terbarukan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dan dapat mereduksi Biological Oxygen Demand hingga 95 persen, denitrifikasi, serta dapat mengurangi nitrogen.
IPAL Losari ini dibangun selama tiga tahun sejak 2019-2023 dan telah menelan biaya Rp1,2 triliun dengan kapasitas 16.000 meter kubik per hari.
Sedangkan untuk panjang perpipaan air limbah yakni 96 kilometer dan bisa melayani sebanyak 41.000 kepala keluarga.
“Kita sudah mengawali sebuah sistem kota dunia yaitu pengolahan air limbah kota,” tuturnya.
Begitu pun juga dengan masalah persampahan, Pemkot Makassar membuat kebijakan dalam hal pengelolaan sampah. Salah satunya adalah Bank Sampah, yang memfasilitasi masyarakat memilah sampah sebelum dibuang ke TPA.
Selain Bank Sampah, Pembangkit Sampah Energi Listrik (PSEL) yang menjadi Program Strategis Nasional (PSN) dalam waktu dekat ini juga akan dibangun di Makassar.
“Alhamdulillah, TPA kita sekarang sudah bagus, terbukti kita bisa kembali mendapat penghargaan Adipura,” tutupnya.
Sementara, Ketua Umum Akkopsi, Ibnu Sina, mengatakan, ada lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang digaungkan.
Pertama, setop Buang Air Besar (BAB) sembarang tempat. Kedua, cuci tangan menggunakan sabun. Ketiga, pengelolaan air minum dan makan rumah tangga. Keempat, pengamanan pengelolaan sampah rumah tangga. Dan, kelima adalah pengelolaan limbah cair rumah tangga. (***)