search
  • facebook
  • twitter
  • instagram

Sekolah Penggerak di Bulukumba, Bikin Digitalisasi sampai Suara Demokrasi

doelbeckz - Pluz.id Jumat, 12 Juli 2024 22:00
Andi Muchtar Ali Yusuf. foto: istimewa
Andi Muchtar Ali Yusuf. foto: istimewa

PLUZ.ID, BULUKUMBA – Sekolah Penggerak di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulsel, benar-benar membuktikan eksistensinya. Terbukti dalam setahun, Sekolah Penggerak di Bulukumba telah merealisasikan lima program yang progresif.

Kelima program tersebut, diantaranya literasi dan digitalisasi di masing-masing sekolah, pembelajaran yang berpusat pada murid atau siswa, disiplin positif, komunitas belajar, serta project penguatan profil pelajar Pancasila atau disingkat P5.

Adapun penggiat sekolah penggerak Bulukumba, yaitu Ansar Langnge (SMPN 1 Bulukumba), Andi Nurwina Pangki (SMPN 8 Bulukumba), Abdul Azis (SMPN 9 Bulukumba) Kasmawati (SMPN 17 Bulukumba), Kaharuddin Sultan (SDN 2 Bulukumba), dan Andi Jusniati (TK Putri Asyiba Ujung Loe Bulukumba).

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bulukumba, Ansar Langnge, menjelaskan, pihaknya telah memaparkan program tersebut ke Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, melalui Kemah Sekolah Penggerak, yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.

Selain bupati, ekspos program sekolah penggerak juga dihadiri Kepala Balai Besar Guru Penggerak Sulsel Agung, Sekda Bulukumba Muh Ali Saleng, hingga Kadisdikbud Bulukumba Andi Buyung Saputra.

“Kami telah memaparkan apa yang telah terealisasi dalam setahun, serta apa-apa saja yang akan kami lakukan lagi setahun ke depan,” ujar Ansar Langnge di Bulukumba, Kamis (11/7/2024).

Setelah ekspos, dilanjutkan dengan dialog antara sekolah penggerak dengan Bupati Andi Muchtar Ali Yusuf. Dialog dipimpin langsung Kadisdikbud Bulukumba Andi Buyung Sapitra.

Ia mengaku bersyukur atas respons Bupati Bulukumba, pascamendengar ekspos tersebut.

Ansar menuturkan, bupati yang akrab disapa Andi Utta adalah bupati yang visioner, sehingga program-program sekolah penggerak bisa disinkronkan.

“Alhamdulillah, beliau (Bupati Andi Utta) betul-betul mengapresiasi program kita. Akhirnya, beliau yang memfasilitasi kita,” jelas Ansar.

Kepala SMPN 8 Bulukumba, Andi Nurwina Pangki, menguraikan, kelima program sekolah penggerak.

Ia mengatakan, literasi dan digitalisasi masing-masing diberlakukan di enam sekolah penggerak.

“Namun bentuk maupun teknis program literasi dan digitalisasi ini, punya perbedaan antara sekolah yang satu dan sekolah lainnya,” ungkap Andi Nurwina.

Ia mencontohkan, bentuk program pembeda yang ada di SMPN 8 Bulukumba dengan sekolah penggerak lainnya, yaitu Suara Demokrasi yang merupakan pengejawantahan dari program P5.

Suara demokrasi itu, katanya, saat pemilihan Ketua OSIS di SMPN 8 Bulukumba. Dimana suara demokrasi menegaskan untuk memilih pemimpin secara langsung, terbuka, jujur, dan adil.

“Jadi suara demokrasi ini, hampir sama halnya dengan proses Pemilu di Indonesia. Ini istilahnya pemilihan sekolah. Selama ini kan hanya penonton saja,” ujar Andi Nurwina.

“Jadi ada juga kampanye, pemaparan visi misi, ada bilik suara hingga surat suara. Bukan hanya murid yang memilih, tetapi guru-guru juga ikut menyalurkan suaranya,” sambungnya.

Terpisah, Kepala Dinas Dikbud Bulukumba, Andi Buyung Saputra, mengaku, memang mewajibkan sekolah penggerak untuk jadi role model sekolah. Artinya implementasi kurikulum merdeka belajar jadi pioner.

“Memang mereka harus pancarkan ke sekolah-sekolah lain. Sekolah penggerak pioner pertama implementasi kurikulum merdeka. Sekarang kurikulum nasional,” urainya.

Oleh karena itu, alumnus IPDN ini, berharap, agar semua sekolah di Bulukumba bisa mengikuti pola sekolah penggerak. Apalagi, sekolah penggerak telah melalui proses evaluasi dan tes dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Untuk standar tidak ada, yang penting mereka berinovasi untuk transformasi pendidikan. Jadi mereka (sekolah penggerak) punya caranya masing-masing,” jelas Andi Buyung Saputra.(***)

Artikel Terkait



Berita Terkini Lainnya


To top