search
  • facebook
  • twitter
  • instagram

Musrenbang Ujung Bulu, Andi Utta Minta Sampah Dikelola Kelurahan

doelbeckz - Pluz.id Sabtu, 22 Maret 2025 11:31
Andi Muchtar Ali Yusuf. foto: istimewa
Andi Muchtar Ali Yusuf. foto: istimewa

PLUZ.ID, BULUKUMBA – Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrebang) tingkat Kecamatan Ujungb Bulu, Kamis (20/3/2025).

Musrebang yang dilaksanakan di area Pantai Merpati ini, dihadiri Wakil Ketua DPRD Bulukumba Fahidin HDK, Sekda Kabupaten Bulukumba Muh Ali Saleng, para kepala perangkat daerah, Camat Ujung Bulu Andi Ashadi, serta para lurah se-Kecamatan Ujung Bulu

Andi Utta sapaan akrab bupati, menyampaikan, jika dirinya yang meminta Musrenbang digelar di ruang terbuka pantai Merpati yang awalnya direncanakan di Gedung Pinisi.

“Bagus dialog di ruang terbuka seperti pantai Merpati ini, sehingga pemikiran kita juga lebih terbuka,” kata Andi Utta dalam pengantarnya.

Dikatakan, di awal periode pertamanya ia membentuk tim pengendali banjir, sehingga Kota Bulukumba sudah tidak banjir lagi saat musim hujan. Namun, ia meminta masyarakat lebih meningkatkan kesadaran dalam menjaga lingkungan sekitarnya.

Andi Utta berharap, infrastruktur yang dibangun seperti fasilitas Pantai Merpati untuk dirawat dan dijaga kebersihannya untuk kenyamanan bersama.

Menurutnya, persoalan kebersihan atau penanganan sampah di Kota Bulukumba belum maksimal karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan.

Untuk penanganan sampah dalam kota, Andi Utta meminta pengelolaannya dilimpahkan dari Dinas Lingkungan Hidup ke pihak kelurahan.

Petugas kebersihan, dikoordinir kelurahan masing-masing.

Ia meminta pengalihan penanganan sampah ini,.segera dilakukan secepatnya di tahun ini.

Jika sampah ini dikelola kelurahan, pihak kelurahan juga bisa lebih intens mengedukasi warganya dalam menjaga kebersihan.

Senada yang disampaikan Bupati Andi Utta, salah seorang warga, Andi Indra Bangsawan, menyebut, jika pengalihan pengelolaan sampah ke kelurahan adalah terobosan yang bagus.

Menurutnya, jika dikelola kelurahan dan lingkungan masing-masing, maka lebih mudah ditangani bahkan bisa dipantau dalam 24 jam.

Ia mengaku, selama ini, jika ada sampah yang tidak tertangani, warga tidak tahu siapa petugas kebersihan yang dihubungi. Namun, jika sudah dikelola pihak kelurahan maka warga lebih mudah melaporkan sampah yang tidak diangkut.

Selain persoalan sampah, Andi Utta juga meminta pihak kelurahan untuk lebih memaksimalkan lahan lahan kosong yang ada di Kota Bulukumba dengan menanam tanaman jangka pendek seperti cabai dan sayur sayuran.

“Saya minta lurah lakukan koordinasi dengan pemilik lahan kosong, pinjam lahannya untuk ditanami. Terus edukasi warga untuk menanam. Ini untuk memperkuat ketahanan pangan kita,” pintanya.

Usai Musrebang dilanjutkan dengan buka puasa bersama dan Safari Ramadan di Masjid Darul Munawwarah Kelurahan Tanah Kongkong.

Andi Utta Jelaskan Makna ‘Sampah’

Pada momentum Musrenbang dan Safari Ramadan ini, Andi Utta tidak hanya membahas soal penanganan sampah dalam kota Bulukumba.

Ia juga sempat menyinggung kata ‘sampah’ yang terlontar darinya saat sambutan pada acara buka puasa di Pantai Merpati, 3 Maret 2025 yang lalu.

Dikatakan, video yang beredar itu, adalah video yang tidak utuh, sehingga maksud dan konteksnya juga tidak terlihat secara utuh.

Saat itu, di awal sambutannya ia mengajak masyarakat untuk bersatu membangun Bulukumba.

Ia lalu mengibaratkan persatuan dan kebersamaan itu dengan sebuah sapu lidi. Ada pepatah, yang mengatakan satu lidi itu gampang patah, tapi banyak lidi tidak mudah dipatahkan.

Menurutnya, jika lidi itu hanya satu per satu dan berserakan maka lidi itu akan menjadi sampah atau tidak berguna. Sementara kalau lidinya banyak dan diikat atau disatukan, maka lidi itu akan berguna sebagai sapu lidi untuk menyapu sampah.

Lebih jauh Andi Utta menjelaskan, kata sampah itu, lebih filsofis apa pun yang tidak berguna akan menjadi sampah. Termasuk para Aparatur Sipil Negara (ASN) atau pejabat yang tidak mau bersatu dan bekerja untuk membangun Bulukumba, maka ia juga menjadi ‘sampah’.

Bahkan menurutnya, bupati yang sudah diberi amanah, tidak memiliki inovasi dan tidak bekerja untuk kepentingan masyarakat bisa juga disebut sebagai ‘sampah’.

“Bupati yang tidak bekerja dan tidak memberikan solusi untuk masyarakat juga adalah ‘sampah’,” kata Andi Utta.

“Karena saya tidak mau dikatakan sampah, maka saya harus bekerja dan carikan solusi untuk masyarakat,” katanya lebih tegas.

Andi Utta pun mengajak untuk bersama-sama memikirkan Bulukumba menjadi lebih baik. Jika ada persoalan yang dihadapi untuk diselesaikan melalui dialog atau dikoordinasikan dengan pihak pihak terkait (***)

Artikel Terkait



Berita Terkini Lainnya


To top